Translate To Your Language

Rabu, 19 Juni 2013

Metode Pelaksanaan Pembangunan Warehouse Atau Gudang Rangka Baja

Metode Pelaksanaan Pembangunan Warehouse Atau Gudang Rangka Baja

1. Pembersihan Area
2. Proses Fabrikasi Baja
3. Menentukan Titik Tiang Pancang
4. Proses Tiang Pancang
5. Pembuatan Pre-Pour Foundation dan Pedestal
6. Pemasangan Kolom Baja dan Frame Kuda-Kuda Baja
7. Pembuatan Tie Beam
8. Pemasangan Atap dan Dinding
9. Pembuatan Slab Floor

Metode Pelaksanaan Pembangunan Ware House Atau Gudang Rangka Baja
Metode Pelaksanaan Pembangunan Warehouse Atau Gudang Rangka Baja

Artikel yang kami tulis ini hanya sebagai penambah gagasan para pembaca blog kami bukan untuk menggurui atau merasa kami lebih pintar, jika teman-teman pembaca ada yang lebih baik metodenya , silahkan ditulis di komentar dibawah artikel ini, berbagi ilmu dan pengalaman adalah amal dan pahala yang tidak akan putus-putusnya walau kita sudah tidak ada didunia, berbagi ilmu dan pengalaman adalah keindahan hidup, jadi semua tergantung pembaca ada tambahan ide silahkan dituliskan, intinya kami senang berbagi pengalaman dan ilmu, yang tidak senang jangan baca blog ini yah.

Untuk melaksanakan pembangunan ware house kita memerlukan perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang tepat karena dalam pembangunan warehouse (Gudang) dibutuhkan dua material yang berbeda, yaitu beton dan baja, dan masing-masing material dapat dikerjakan sesuai dengan rencana kita yang baik, mengapa kita memerlukan perencanaan yang baik, karena untuk mempercepat pembangunan ada bahan yang harus kita dahulukan kerjakan sebelum pelaksanaan pemasangan di lapangan.

Langkah-langkah yang saya uraikan dibawah ini hanya sebagai bahan untuk menambah ide teman-teman yang ingin melaksanakan pembangunan ware house, bukan sebagai patokan yang harus di ikuti, minimal saya dapat memberikan gambaran kepada sarjana teknik sipil yang baru pertama kali memegang proyek pembangunan ware house.
Baik langsung saja kita bahas langkah demi langkah yang pekerjaannya berhubungan dengan kegiatan lainnya. Langkah-langkah tersebut antara lain :

1. Pembersihan Area
Pembersihan area yang biasa disebut di proyek Land Clearing Area, adalah pekerjaan untuk membersihkan area yang kita bangun untuk melancarkan pelaksanaan pekerjaan kita, seperti jika area tersebut harus di cut atau fill untuk membuat area tersebut sesuai dengan gambar, atau mensurvey apakah mobil crane bisa masuk atau tidak dan segala hal yang bisa menghambat pelaksanaan pembangunan.

Ketika proses pembersihan area alangkah baik ikuti time schedule yang telah dibuat yaitu melakukan fabrikasi rangka baja untuk kolom dan rafter baja, karena proses pekerjaan ini tidak ada kaitannya dengan pekerjaan pembersihan area dan bisa membuat penyelesaian pekerjaan semakin cepat, karena setelah pembersihan area kita bisa melakukan pekerjaan pemasangan tiang pancang.

Ketika melakukan land clearing bukan lahan pembangunan saja yang kita urus tapi kita juga mempersiapkan semua sarana untuk pelaksanaan proyek, seperti sumber air untuk pekerja, wc dan toilet pekerja, listrik untuk bekerja, keamaan ketika melaksanakan pembangunan, tempat tinggal pekerja, dan kantor kita di proyek untuk berkoordinasi, masih banyak lagi yang lain perlu kita persiapkan seperti kendaraan proyek, alat berat yang tentunya sudah ada dalam perencanaan pelaksanaan awal kita.

Suvey semua material toko seperti semen, paku dan lain-lainnya begitu juga dengan material alam seperti split, kayu kaso dan lain-lainnya. Coba buat perbandingan harga dan cara pembayaran setiap supplyer tersebut, agar kita bisa mengatur biaya pelaksanaan atau cash flow pembangunan gudang tersebut.


2. Proses Fabrikasi Baja

Alangkah baiknya ketika pembersihan area sedang dilakukan fabrikasi baja juga berjalan di work shop, karena ketika proses pemancangan pondasi pancang selesai dapat dilakukan pembuata pre-pour foundation dan pedestal.

Pastikan setiap mendapatkan pekerjaan berkaitan dengan baja, gambar yang sudah ada di engineer untuk dilakukan fabrikasi sudah approval dengan owner, mengapa ini harus sangat diperhatikan, karena kesalahan desain akan menyulitkan pemasangan dilapangan, jangan sampai terjadi pekerjaan dua kali yang akan mengakibat ada biaya tambahan untuk waktu dan mobilisasi. Kunci utama ketika membangun ware house adalah SURVEYOR DAN GAMBAR PELAKSANAAN. Jika kita punya surveyor yang salah menentukan titik-titik pancang akan fatal akibatnya untuk kelanjutan pembangunan.

Jadi pastikan buat berita acara ketika titik-titik tiang pancang sudah ditentukan agar kita tidak disalahkan memancang pondasi tiang pancang, janga percaya perkataan lisan, di dunia proyek pembangunan yang bisa dipercaya hanya tulisan, jadi jika ingin pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak menjadi bom waktu di kemudian hari, lebih baik buat kesepakatan tertulis atau berita acara setelah melaksanakan pekerjaan kita kepada owner atau konsultan.


3. Menentukan Titik Tiang Pancang
Untuk menentukan titik tiang pancang kita membutuhkan surveyor yang bisa menggunakan alat ukur Teodolit, kunci utama kita untuk menentukan titik tiang pancang ini adalah kita harus mendapatkan BM atau bench mark atau titik patokan awal kita, bisa kita dapatkan dari batas gedung (existing) yang sudah ada, tentunya yang menentukan owner terlebih dahulu.

Jangan kita sebagai kontraktor yang menentukan BM ini karena jika salah akan membuat kesalahan keseluruhan titik pancang kita, buatkan berita acara antara kontraktor dan owner karena jika terjadi kesalahan kita tidak menyalahkan siapapun, tapi dengan berita acara tersebut masing-masing pihak punya responsibility (tanggung jawab).

Konsultan dan owner diajak bersama mengukur luas area yang akan dibangun, lalu tentukan BM nya, agar bangunan tidak meleset titik bangunannya dari perencanaan, selalu minta persetujan atau berita acara dari konsulta dan owner, karena kita sebagai kontraktor adalah PELAKSANA GAMBAR YANG SUDAH DISEPAKATI, BUKAN PERENCANA BANGUNAN, karena sering kali kontraktor melangkahi pihak konsultan atau owner untuk mengambil keputusan yang tidak ada disepakatan kontrak, jadi persiapkan segala dokumentasi secara teratur agar semua pihak punya tanggung jawab masing-masing.


4. Proses Tiang Pancang
Pelaksanaan proses tiang pancang dapat dilakukan ketika surveyor sudah mendapatkan semua titik pondasi tiang pancang, pastikan semuanya di titik yang benar, andai terjadi kesulitan pemancangan dan harus dirubah, cepat diberikan laporan ke civil engineering konsultan agar bisa dihitung ulang untuk kekuatan pondasi tiang pancang tersebut.

Pastikan sebelum pemancangan dilakukan kita sudah membuat berita acara bahwa titik-titik tiang pancang itu sudah sesuai dengan gambar, buat berita acara bersama konsultan atau owner. Selalu libatkan surveyor ketika meletakkan pondasi tiang pancang tersebut, tetap kontrol vertikalisasi tiang pancang ketika proses hammer dilakukan.

Sebagai kontraktor kita harus punya banyak relasi sub-kontraktor dan kita harus mengetahui benar keahlian mereka, bukan tahu benar berapa keuntungan yang kita dapatkan, tapi pastikan bahwa pekerjaan mereka bukan untuk mengerjai kita setelah pekerjaan mereka selesai, maksudnya hanya karena kepentingan proyek dalam proyek atau pihak tertentu kita mendapatkan pekerjaan tambahan karena hasil pekerjaan sub-kontraktor tersebut banyak komplain atau keluhannya.


5. Pembuatan Pre-Pour Foundation dan Pedestal

Setelah proses pemancangan pondasi tiang pancang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan proses pembuatan pre- pour fondation dan pedestal, buat level tanah 1 level dengan pre-pour foundation yang berguna mempermudah pembuatan fabrikasi besi pondasi tersebut, jika sedikit tidak masalah, tapi jika banyak alangkah baiknya, ketika melevel buat separuh ketinggian pre-pour agar mengurukan tidak banyak, atau buat selevel ambang bawah dari tie beam kita.

Karena jika level tie beam dibawah tanah dan harus kita gali kembali, akan memakan waktu yang tidak sedikit, terlebih lagi harus mengurug tie beam tersebut lagi, jadi ada baiknya level tanah waktu di cut, selevel ambang bawah tie beam, agar setelah fabrikasi besi pre-pour fondation selesai, pedestal juga dapat dibuat untuk persiapan pemasangan anchor, jadi urutannya, buat level tanah sewaktu cut lahan selevel ambang bawah tie beam, lalu arahkan excavator untuk menggali semua pondasi pre-pour foundatian di sekeliling kotak dari pondasi tiang pancang, tambahkan head pile tulangan tiang pancang untuk menyatu dengan  tulangan pre-pour foundation lalu buat tulangan pedestal dan langsung setting anchor dan plat untuk kedudukan kolom baja, jangan lupa memberikan  tulangan  yang lebih kearah tie beam,agar setelah pre-pour foundation dan pedestal selesai di cor, ada tulangan yang dapat disambungkan untuk pemasangan tie beam. Jangan sampai tie beam tidak terikat dengan pedestal, jadi buatkan terlebih dahulu tulangan yang keluar kearah pemasangan pembesian tie beam.

Jangan lupa langsung setting anchor untuk kedudukan kolom baja, lakukan dengan tolerasin tidak lebih dari 2 mm, agar ketika pemasangan kolom baja tidak kesulitan untuk memasukkan anchor pada foot plat kolom baja yang sudah dipersiapkan.


6. Pemasangan Colum Baja dan Rafter Frame Kuda-Kuda Baja

Ketika pekerjaan pengecoran pre-pour foundation dan pedestal selesai dikerjakan kita menunggu umur beton agar bisa dipasangkan kolom baja, ketika menunggu umur beton ini, percepat proses fabrikasi kolom dan rafter baja serta lakukan  pemasangan besi tie beam kebagian-bagian yang tidak menghambat jalan mobil crane ketika akan dilakukan pemasangan baja atau erection column steel.

Pekerjaan pemasangan tie beam dapat dilakukan berbarengan dengan pemasangan kolom baja, tetapi jangan memasang ditempat yang menghambat manuver mobil crane. Karena semakin cepat kita bisa memasang kolom baja dan rafter semakin besar progres yang didapatkan, secara hitungan harga satuan lebih besar harga pemasangan kolom baja dan rafter dari pada mengutamakan pekerjaan tie beam.

Jadi usahakan bekerja berbarengan antar pekerjaan sipil dan pekerjaan baja, tapi ketika proses erction kolom baja dan rafter, maka utamakan pekerjaan baja terlebih dahulu. Selain progres pekerjaan baja lebih besar dari pekerjan tie beam, kita juga mempermudah pekerjaan pasangan dinding batu bata, batako nantinya, dan semua berjalan sesuai dengan rencana.


7. Pembuatan Tie Beam
Lakukan fabrikasi pemasangan besi tie beam, sambungkan dengan besi yang sudah dikeluarkan dari pedestal, pilih span yang tidak akan mengganggu gerakan mobil crane, biasanya dimulai dari sudut-sudut bangunan, jangan langsung ditengah bangunan, karena kemungkinan mobil crane sulit lewat nantinya.

Tie beam dapat dilakukan dengan 2 metode, jika tie beam berada tepat diatas tanah kita dapat menggunakan form work dari triplek dan kaso, juga bisa dari pasangan batako atau batu bata, tapi jika kita harus menggali lagi, lebih baik gunakan pasangan batako atau batu bata saja, karena bisa langasung di urug. Metode yang paling mudah adalah ketika level bawah tie beam menyentuh tanah, jadi kita mengurug kembali untuk plat lantainya.Lebih mudah pekerjaannya dan area dapat dibentuk dari awal kerja ketika land clearing dilakukan.

Perhatikan stek besi yang keluar dari pedestal untuk penyambungan tie beam, jangan sampai lupa atau terlepas stek tersebut ketika memasang pembesian pada pedestal,karena jika pedestal sudah kering betonnya sedangkan stek besi belum dipasang akan membuat kerja dua kali yaitu melalukan pengeboran pada pedestal dan melakukan penyambungan denga proses chemical, jadi harus diperhatikan stek besi yang keluar dari pedestal untuk penyambungan tie beam.


8. Pemasangan Atap dan Dinding
Pemasangan rafter dan kolom sudah selesai dapat kita lakukan pemasangan atap dari gording dan sampai penutup atap serta bisa di lakukan secara bersamaan pemasangan dinding ware house, ada yang pakai pasangan bata ada juga yang clading, tapi biasanya akan memasang pasangan bata terlebih dahulu minimal setengah meter atau sesuai dengan desain.

Pekerjaan pemasangan dinding ini dapat dilakukan berbarengan dengan pemasangan atap tapi sebelumnya lakukan terlebih proses grouting untuk kekuatan anchor di pedestal sebagai kedudukan kolom baja. Sebelumnya  kedudkan kolom baja dan rafter kuda-kuda baja sudah saling mengunci baut nya, karena jika belum dilakuan penguncian baut tersebut berarti kolom baja masi bisa bergerak yang akan membuat pergerak pada foot plat kaki baja.

Jika kaki baja yang menyambung dengan pedestal oleh angkur masih bergerak kita lakukan grouting dikhawatirkan akan membuat tidak vertikalnya kolom, jadi pastikan terlebih dahulu kolom dan rafter sudah saling mengunci, baru lakukan proses grouting. Setelah selesai grouting, berati dinding yang menumpang pada tie beam dapat dipasang, atau bisa juga dipasang clading dinding ware house.


9. Pembuatan Slab Floor

Setelah dinding terpasang bisa dilakukan pemasangan fabrikasi besi lantai gudang tersebut ingat pakai metode yang benar, slab harus disatukan setiap slab floor oleh besi dowel, yang dipisahkan setiap 1 modul slab floor.

Pembuatan slab floor ini dilakukan pengecoran terpisah atau sering dinamakan pengecoran metode papan catur, jadi pengecoran dilakukan dengan melangkahkan setiap 1 modul berguna ketika modul pertama di cor mendapatkan pengeringan yang baik karena jika dilakukan pengecoran dengan bentang yang sangat lebar dan slab tidak mendekati bentuk bujur sangkar, gaya momen beban sendiri slab akan terlalu besar untuk di dukung oleh tanah.

Metode papan catur akan dibahas pada tulisan berikutnya, kami menulis berdasarkan pengalaman pekerjaan ditambah tiori yang telah dilaksanakan, jadi metode yang kami buat bukanlah sebagai patokan yang harus di ikuti tapi sebagai gambaran kepada engineer yang belum pernah melaksanakan pekerjaan seperti apa yang kami tulis.

Baiklah cukup tulisan kami malam ini jika ada komentar dan ide yang positif silahkan dituiskan dibawah artikel ini, komentar yang negatif tidak akan kami tampilkan di komentar , karena tujuan kami adalah berbagi ilmu, jika teman-teman ingin membaca artikel yang berkaitan dengan ilmu teknik sipil silahkan klick artikel dibawah ini :

1. Penyebab Proyek Tidak Tepat Waktu
2. Modal Dasar BeKerja Sambil Kuliah Untuk Mahasiswa Teknik Sipil

3. Pekerjaan Sambil Kuliah Mahasiswa Teknik Sipil

4. Penyebab Pemimpin Tidak Bisa Mengatur Bawahannya

5. Skill Dan Keahlian Teknik Sipil Untuk Bekerja
6. Metode Pelaksanaan Pembangunan Warehouse Atau Gudang Rangka Baja

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Maaf mas, pre-pour fondation itu apa ya?

    BalasHapus
  3. The post is really amazing and great. I am really pleased and grateful reading your blog post.
    content writing company in Mumbai
    content writing services in Mumbai

    BalasHapus

Please type in your comments, If you do not use email, please select Anonymous, thank you

10 Top Articles